Senin, 30 Januari 2017

Contoh Teks Drama Anekdot Hukum Peradilan



ANEKDOT HUKUM PERADILAN


Narator: Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut.
Narator: Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara jembatan yang rapuh. Kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi.
Narator: Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat Jembatan untuk diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia menimpakan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu. Kemudian, hakim memanggil si Tukang Kayu.
Narator: Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim,
Simbol Keadilan
Tukang Kayu : “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?”
Sang Hakim : “Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.”
Si Tukang Kayu (membela diri) : “Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek.”
Sang Hakim (berpikir) : “Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan.”
Narator: Lalu, hakim berkata kepada pengawalnya,
Sang Hakim : “Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!”
Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu. Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim.
Penjual Kayu: “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?”.
Sang Hakim (menjawab) : “Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.”
Si Penjual Kayu (menjawab): “Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.
Sang Hakim : ” Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. “Hai pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!”
Narator : Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu. Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si Pembantu harus dihukum dan memberi ganti rugi. Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal,
Sang Hakim : “Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!”
Narator: Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal
Sang Hakim : ”Hai, Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?”
Si Pengawal (menjawab): ”Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.” Sang Hakim : “Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?”
Si Pengawal : “Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.”
Sang Hakim (marah besar): “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!”
Narator : Kemudian, si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang. Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim,
Pembatu pendek : “Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?”
Sang Hakim (dengan entengnya menjawab) : “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”
Narator : Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut,
Sang Hakim: ”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?”
Masyarakat (serempak menjawab) : “Adiiill!!!”

1 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html